Restorasi Mangrove untuk Lingkungan yang Lebih Baik
Kerusakan ekosistem mangrove. Sumber: Kompas.com |
Beberapa wilayah di
negara-negara maju seperti Hongkong, Jepang, Singapura, dan Amerika bahkan
telah mencapai puncaknya. Reklamasi besar-besaran di sekitar daerah pesisir
pantai telah dilakukan untuk mencukupi kebutuhan manusia akan tempat tinggal
dan bisnis. Padahal, ekosistem di daerah pesisir seperti ekosistem mangrove
memegang peranan penting dalam keseimbangan lingkungan. Bahkan, ekosistem mangrove
telah menjadi suatu kunci dalam kelestarian beberapa spesies fauna akuatik dan
terestori yang memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem.
Menurut data dari Giri et.al., (2011) mengenai Penyebab utama
hilangnya mangrove di Asia Tenggara pada tahun 1975-2005, menyatakan bahwa
penyebab utama hilangnya ekosistem mangrove adalah alih fungsi lahan mangrove
menjadi lahan untuk aktifitas akuakultur dan pertanian. Indonesia mencatatkan
presentase tertinggi sebanyak 65% rusaknya ekosistem mangrove yang diakibatkan
oleh aktifitas akuakultur, dan 30% alih fungsi untuk aktifitas pertanian, serta
5% sebagai pembangunan daerah pesisir. Sedangkan Myanmar mencatatkan presentase
tertinggi kerusakan mangrove sebanyak 95% untuk aktifitas pertanian dan 5%
untuk aktifitas akuakultur.
Hilangnya ekosistem
mangrove yang diakibatkan dari alih fungsi lahan tentunya sangat mengawatirkan.
Padahal, ekosistem mangrove yang terjaga memiliki potensi yang sangat besar
seperti pelindung abrasi pantai, pengatur iklim dan siklus hara, rekreasi, dan
ekowisata, serta kelestarian keanekaragaman hayati. Potensi ini akan memiliki
nilai yang lebih besar jika dilihat dari hasil laut seperti tangkapan ikan yang
bertambah karena habitat pemijahannya tetap lesatari.
Ada beberapa isu
menarik ketika kita mulai membahas tentang ekosistem mangrove. Seperti keragaman
taksonomi, bahwa dalam ekosistem mangrove terdapat keragaman fungsional antar
spesies yang saling berhubungan dalam ekosistem mangrove. Pengaruh skala
spasial, bahwa perbedaan spesies terpengaruh karena letak geografi. Dan,
Implikasi untuk konservasi dan restorasi secara monokultur untuk menanam
kembali tanaman mangrove.
Ekosistem mangrove memiliki
pengaruh yang sangat penting bagi keseimbangan lingkungan, karena mangrove
menyajikan habitat sebagai spasial yang kompleks. Seperti perlindungan dari
predator untuk nekton remaja dalam fungsinya sebagai pembibitan. Berlindung
dari kondisi fisik yang ekstrim sebagai keuntungan energit. Peredam aliran air
sebagai fungsinya dalam perlindungan daerah pantai. Dan, yang paling penting
adalah kontibusinya yang besar dalam penyerapan karbon di lingkungan.
Studi menyatakan bahwa
fungsi mangrove dalam pelindung kondisi ekstrim seperti tsunami sangatlah
besar. Tercatat pada tsunami Aceh tahun 2004, studi yang dilakukan oleh National
Geographic yang membandingkan kerusakan pada daerah yang banyak terdapat
mangrove dan daerah yang tidak terdapat mangrove perbedaan nilai kerusakannya
sangatlah berbeda antara 30%-40% daerah yang tidak terdapat mangrove mengalami
kerusakan yang lebih parah. Hal ini memperkuat fungsi dan peran pentingnya
mangrove dalam kontribusi menjaga lingkungan dalam fungsinya sebagai pelindung
daerah pesisir.
Komponen struktur
habitat pada ekosistem mangrove antara lain adalah; Skala: ukuran luas untuk
mengukur heterogenitas dan kompleksitas, kompleksitas: kelimpahan absolut struktur per
satuan luas, Heterogenitas: kelimpahan relatif komponen struktur yang berbeda
per satuan luas, dan Pola: penataan ruang struktur. Komponen struktural
Mangrove, misalnya pneumatophores,
akar panggung, menawarkan kompleksitas habitat yang berbeda dan heterogenitas
bagi organisme pada skala yang berbeda - interaksi ukuran (skala) yang spesifik.
Karakteristik spasial
lahan basah pesisir sangat mempengaruhi produksi perikanan muara. Konektivitas
habitat memegang peran penting dalam mendukung periakanan muara. Perubahan
lingkungan di masa depan, misalnya pergeseran pola curah hujan, kenaikan muka
air laut dapat mendorong pergeseran dalam habitat metrik spasial dan
memodifikasi produktivitas perikanan muara.
Ekosistem fungsional muara
menawarkan jasa ekosistem kunci seperti menyediakan makanan, mengatur siklus
iklim dan nutrisi, dan mendukung perikanan lepas pantai. Memahami efek
biogeografi, antropogenik dan pengendalian ekologi sebagai fungsi ekosistem
muara dapat memberikan jalan untuk lebih efektif memulihkan, mengelola, atau
merekayasa muara untuk layanan tertentu. Pengetahuan tentang bagaimana
ekosistem muara menanggapi rehabilitasi atau restorasi tempat-tempat langka seperti Hong Kong / China bisa menawarkan
kesempatan penelitian yang sangat baik.