Tantangan Global Dunia Akuakultur
Tambak Udang Intensif Vanamai di Sayung Demak |
Akuakultur
adalah salah satu industri yang memiliki potensi pengembangan yang sangat
besar. Hampir seluruh negara di dunia ini memiliki ketertarikan yang tinggi
untuk mengkonsumsi ikan. Ikan dalam arti luas yaitu seluruh biota akuatik yang
berada di perairan termasuk golongan krustasea, gastropoda, kekerangan, dan
rumput laut. Hampir seluruh dunia memiliki industri pengolahan produk perikanan
yang baik dan terus berkembang.
Persoalan
penurunan hasil tangkap perikanan di alam faktanya telah dialami di hampir
seluruh negara di seluruh dunia. Kekurangan bahan baku merupakan permasalahan
utama dan terbesar bagi industri pengolahan produk perikanan. Padahal,
produk-produk olahan perikanan di seluruh dunia belakangan ini terus meningkat
dengan nilai permintaan pasar yang sangat tinggi. Sehingga tentu saja menjadi
suatu ironi, ketika industri perikanan mengalami puncak kejayaannya justru
bahan baku ikan mentahnya menghilang.
Kelangkaan bahan
baku hasil tangkapan di alam ini tentu saja merupakan kabar yang baik bagi
pelaku industri akuakultur. Dan tentunya kita sepakati bersama bahwa akuakultur
adalah suatu solusi dari permasalahan yang ada. Dengan pengembangan teknologi
produksi perikanan akuakultur atau budidaya. Tentu saja sedikitnya kita telah
memberikan solusi dari dua permasalahan yang krusial. Yaitu permasalahan
ketersediaan bahan baku produksi perikanan, dan permasalahan stok ikan di alam.
Data statistik
dunia mencatat bahwa produksi perikanan akuakultur dunia masih di kuasai oleh
benua Asia dengan presentase 65% produksi perikanan dunia. Hal ini tentu saja
tidak terlepas dari budaya bangsa asia yang sangat menggemari ikan dan tentu
saja letak geografis dan kondisi lingkungan yang sangat cocok untuk
pengembangan industri akuakultur di benua tersebut.
Indonesia
sebagai negara dengan luas perairan yang sangat luas tentu saja memiliki
potensi perikanan yang sangat luar biasa. Kondisi wilayah Indonesia yang berupa
kepulauan tentunya sangat potensial untuk pengembangan industri akuakultur baik
perikanan air laut, payau, ataupun tawar. Jika Indonesia benar-benar serius
untuk menekuni sektor akuakultur secara intensif, bukan tidak mungkin jika
Indonesia dapat menjadi negara dengan tingkat produksi perikanan akuakultur
nomor 1 di dunia menyaingi China, Vietnam, Thailand, dan negara-negara dengan
tingkat produksi perikanan yang tinggi lainnya.
Pengembangan industri
akuakultur di seluruh dunia tentunya tidak seketika terlepas dari segala macam
masalah. Akuakultur yang langsung menangani mahluk hidup tentunya memiliki
permasalahan yang sangat komplek ketimbang industri lainnya yang mengelola benda
mati. Prinsip akuakultur yang mengedepankan peningkatan kualitas dan kuantitas
dalam produksi perikananannya menuntut pelaku industri akuakultur untuk terus
bersaing dalam hal teknologi budidaya agar dalam masa produksi tingkat
pertumbuhannya dapat berjalan dengan cepat dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
Industri
akuakultur dalam skala intensif juga tidak dapat terlepas dari ancaman resiko
kegagalan yang tinggi. Di beberapa negara di seluruh dunia sering di jumpai
industri akuakultur yang telah berjalan lama dengan sisten intensif mengalami
kerugian yang sangat besar di akibatkan tingginya tingkat kematian kultivannya.
Banyak faktor biologi, fisika, dan kimia yang kompleks yang menjadi penyebab
kematian masal kultivan di wadah budidaya. Dan salah satu ancaman terbesar yang
selalu mengancam para pelaku industri akuakultur adalah ancaman dari virus.
Virus merupakan
salah satu penyebab kematian terbesar dan terparah bagi industri akuakultur.
Virus tidak dapat di musnahkan sehingga seketika virus menyerang suatu wadah
budidaya penanganan darutat yang paling tepat adalah dengan pemanenan dini.
Tentu saja pemanenan dini bukanlah suatu hal yang di harapakan dari para pelaku
industri akuakultur. Kerugian dari serangan virus ini sangatlah besar. Banyak
pelaku industri akuakultur di dunia mengalami kebangkrutan karena serangan
virus. Dan tentunya hal ini bukanlah kabar baik bagi sektor akuakultur yang
diharapkan terus berkembang dan meningkat di tengah permintaan pasar yang terus
meningkat.
Dr Melda dari FAO menjelaskan bahwa penangan akan virus ini sebenarnya akan lebih efektif dengan
cara pencegahan. Penangan pasca wabah virus tentu saja adalah hal yang sia-sia
dan semacam penghibur diri di tengah duka. Pelaku industri akuakultur saat ini
harus berfikir bagaimana dia menerapkan metode budidaya yang baik yang
tersistematik. Pengangan dari awal dari persiapan lahan, penyeleksian bibit,
hingga pemanenan harus dilakukan dengan SOP yang telah di siapkan. Karena
langkah-langkah akuakultur itu adalah satu kesatuan dan saling berkaitan.
Sedikit saja terjadi kesalahan, maka dampaknya kan sangat fatal.
Penerapanan
menejemen akuakultur yang baik tentunya kan mendorong industri ini akan terus
maju kedepannya. Pengembangan teknologi yang semakin pesat akan sangat membantu
dan berdampak positif terhadap perkembangan industri akuakultur. Karena
akuakultur adalah solusi terbaik dari perkembangan industri perikanan dunia
serta solusi terbaik dari kelestarian lingkungan. Sudah seharusnya, kita
mengedepankan teknologi dan manajemen yang baik untuk menjawab tantangan dunia
bagi industri akuakultur global.